Sore ini (6/2) diisi dengan bincang sore dengan ayah.
Waktu yang pas jarang kita temui bersama entahlah semenjak saya kuliah kedekatan kami berkurang mungkin karena selepas dari masa sekolah saya jarang bercerita tentang keadaan kampus. Sore ini begitu pas sekali sehingga kami isi dengan saling bercerita dan berbincang bersama.
Waktu yang pas jarang kita temui bersama entahlah semenjak saya kuliah kedekatan kami berkurang mungkin karena selepas dari masa sekolah saya jarang bercerita tentang keadaan kampus. Sore ini begitu pas sekali sehingga kami isi dengan saling bercerita dan berbincang bersama.
Mulai saya masih kecil dulu, saya lebih dekat sekali dengan
ayah. Sejak kecil ayah menjadi role model saya. Ayah saya seorang guru sekolah
menengah di Surabaya mengajar mata pelajaran kewarganegaraan dan ilmu
pengetahuan sosial. Saya bangga sekali menjadi anak seorang guru. Walaupun
memang pekerjaan menjadi seorang guru tak banyak diidamkan oleh banyak orang.
Tapi saya bangga saya terdidik dari seorang guru.
Ayah banyak memberikan wejangan dan cerita dari kehidupan
teman-temannya. Topik perbincangan kami kali ini begitu berbeda. Ya, berbeda dari
biasanya. Ayah selalu menekankan untuk selalu bersyukur atas kehidupan ini.
“ Bayangkan saja kamu dulu pingin ini.., itu.., dsb Alhamdulillah
satu per satu mulai tercapai. Pokoknya harus selalu bersyukur dan jangan
berhenti berangan-angan insyaAllah Allah tau yang terbaik buat hambanya. Ayah
pasti selalu mendukung apa yang kamu inginkan. ”
Sedikit terharu dengan perkataan ayah sore itu. Saya jadi
teringat seminggu yang lalu pergi ke Lombok. Ayah bukanlah tipe orang tua yang
saklek ngga boleh ini itu, tidak. Ayah selalu mendukung apa yang saya inginkan.
Saya suka sekali bepergian begitupun beliau sehingga ayah tidak pernah
membatasi saya, mas, adek maupun ibu
untuk melakukan kegiatan. Padahal diluar sana saya sering sekali mendengarkan
cerita dari sahabat-sahabat maupun sepupu yang sering sekali dibatasi dalam
melakukan suatu kegiatan.
“ Ayah selalu memberikan kemerdekaan buat mas, ibu, kamu
adek. Pokoknya selama kegiatan itu banyak manfaatnya kenapa harus dibatasi.
Ayah juga bersyukur kamu selalu dikelilingi oleh orang-orang yang baik dan
peduli. Jadi, ayah selalu percaya. "
Subhanallah..mungkin saya adalah salah satu anak yang paling
beruntung di dunia ini :’). Selain perbincangan itu kami membicarakan hal lain yang
berbeda dari biasanya yaitu masalah masa depan. Saya sangat menyadari bahwa saya anak perempuan satu-satunya di
keluarga ini. Ayah selalu bertanya apakah ada seseorang spesial yang dekat ?
karena ayah saya tahu sekali saya tidak mau pacaran jadi beliau hanya
menanyakan sebatas pertanyaan itu. Ayah selalu menekankan untuk memilih calon
imam yang baik. Hal ini saya sangat menyadari karena beliau ingin melihat
anak-anaknya bahagia di masa tuanya nanti hal yang paling ayah takutkan adalah
ketika di masa tuanya nanti masih memikirkan permasalah anaknya seperti yang
pernah dialami oleh saudara sepupu saya. Ayah tidak mau hal itu terjadi kepada
anak-anaknya.
Hidup bermula dengan 'B' (Birth) dan berakhir dengan 'D' (Death). Namun, kita harus senantiasa teringat, bahwa antara 'B' dan 'D' ada 'C' (Choice). Hidup itu pilihan. Mau numpang lewat saja atau menebar manfaat? mau jadi winner or looser ? itu pilihan. -Ahmad Rifa'i Rif'an dalam buku The Perfect Muslimah-
Membicarakan masa depan sekarang bukanlah hal yang tidak
wajar untuk seumuran saya ini. Malah dengan adanya perbincangan ini semakin
termotivasi untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan mulai
mempersiapkan diri menata masa depan. Tidak ada salahnya kan mempersiapkan ilmunya
terlebih dahulu hihi. Semoga kita senantiasa diberikan petunjuk dan ridhaNya
dalam menjalani kehidupan ini. aamiin ya rabbal alamin
Hai apa kabar kau disana?
Salam rinduku padamu yang hanya bisa aku sampaikan dalam doa
Semoga Allah senantiasa menjaga dan melindungimu
Mungkin sekarang kita masih dalam fase berproses
Semoga kita dapat bertemu dengan cara yang diridhai Nya
Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar