Cerita praktik klinik


Jumat, 1 Juli 2016
Hari ini dapat shift malam di puskesmas Takel dan  yang jaga malam hanya 3 orang (mbak Ita, mbak Rahmi dan aku) sedikit santai karena aku pikir sudah mendekati lebaran jadi banyak yang sudah pada mudik. Berharap jaga malam hari ini aman. Bidan yang jaga hari ini ada 2 yaitu mbak ita dan mbak rahmi. Mbak ita dan mbak rahmi ini duanya baik dan lucu. Pukul 21.30 wib kami ngobrol tentang makanan dan tiba” mbak ita cerita tentang makanan sate yang enak sekitar puskesmas. Akhirnya mbak rahmi jadi pengen sate dan keluarlah mbak ita dan mbak rahmi untuk beli sate.

“ Dek tak tinggal beli sate ya sama mbak Rahmi. Nanti kalo ada apa” telpon”
“oh iya mbak”
(dalam hati santai banget dan tidak khawatir ditinggal)

Beberapa menit setelah itu datang seorang pasien mengeluh kenceng”. Awalnya berfikir masih biasa saja. Lalu tak lama kemudian ketuban mengalir dari jalan lahir dan mulai khawatir. Akhirnya telpon mbak ita kalau ada pasien. Saya meminta ibunya untuk ke VK dan di periksa. Sembari saya periksa, ibunya saya ajak komunikasi

“ hamil anak keberapa ini bu ?”
“anak ke- 7 mbak “
(deg… langsung ngga bisa santai, berarti ngga lama lagi dalam hitungan menit bisalahiran. Dan feeling yang tidak enak pun langsung muncul )
*dalam ilmu kebidanan : jika kehamilan anak ke -2 atau lebih waktu persalinan menjadi lebih cepat karena jalan lahir sudah pernah dilalui sebelumnya.
“sudah pernah USG sebelumnya bu ?” (tujuan menanyakan ini sudah mulai curiga bayi letak abnormal atau sungsang)
“sudah mbak..”
“dimana?” “ mbak ini sudah mulai ngga kuat (sambil mengejan)”

Belum selesai menganamnesa dan diperiksa ibunya sudah tidak fokus dan ingin mengejan. Saya mulai gupuh mempersiapkan alat” persalinan. Alhamdulillah mbak ita cepat datang. Segera saya bilang “mbak G7 ketubannya sudah pecah”.

Mbak ita pun langsung mengatakan “ wah ini harus dirujuk bu..”
Namun kondisi ibunya sudah mengejan dan mulai terlihat kaki kecil muncul dari vagina ibunya
(dan.. feeling benar mengenai hal ini. Letak sungsang :”)

Saya dan mbak ita  mulai gupuh.. mbak ita menyuruh saya memanggil mbak rahmi. Dan tak lama kemudian mbak rahmi datang.Mbak ita susah sekali mengeluarkan kepala bayinya. Dari sini saya hopeless anaknya bisa hidup. Setelah beberapa menit berusaha mengeluarkan kepala bayi, akhirnya bayinya pun lahir dan tidak menangis spontan. Namun masih bisa bernafas. Alhamdulillah setelah dikeringkan dan distimulasi taktil dapat menangis. Dan Alhamdulillah kondisi ibu dan bayinya sudah mulai stabil 1 jam kemudian. Kejadian gawat darurat ini berlangsung cepat sekali. 

Banyak pelajaran dan hikmah yang dapat dipetik dari kejadian ini, salah satunya yaitu harus lebih siap dan cepat dalam mengatasi kegawadaruratan. Alhamdulillah praktik klinik pada bulan ramadhan tahun ini juga punya cerita dan pengalaman baru. Semoga dalam proses pembelajaran ini selalu dimudahkan dan dilancarkan serta dapat menjadi yang lebih baik lagi dikemudian hari. Aamiin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recommended Post

kepingan makna kehidupan

"Allah selalu punya rencana yang terbaik untuk kita. Jangan takut untuk melangkah. Biarlah Allah yang menuntun" Selalu bersyuku...