Mudik dan Berlebaran di Pacitan-(Perjalanan dan perkenalan)

Lebaran tahun ini aku dan keluargaku mudik ke kampung halamannya ayahku yaitu di pacitan.
Kami berangkat hari senin 28 Agustus 2011 pukul ± jam setengah Sembilan malem dengan menaikki travel.Pukul setengah dua malam kita sampai di kab.tulungagung.Berhubung masih puasa kita sekalian sahur di sebuah warung.Kenapa kita buru2 sahur?Soalnya kalo sahur jam 4an udah sampai di pacitan dan gak ada warung karena di gunung2 pada sepi penduduknya jarang (kaya’ dihutan2 gitu).Waktu sahur aku pesen nasi pecel kok kelihatannya enak.Eh setelah di cicipin baru satu sendok pedesnya minta ampun(ngalah-ngalahi nasgorjan) Tapi untung nasinya sedikit jadi bisa habis.Berhubung aku juga lagi gak puasa waktu itu jadi gak takut sakit perut.Setelah selesai sahur kita melanjutkkan perjalanan kembali.Meskipun sudah melewati Tulungangung dan trenggalek,untuk sampai di pacitan kita harus melewati beribu-ribu gunung/pegunungan bukannya kiasan tapi memang melewati gunung2 itu memakan waktu yang lama ±3 jam.Ya siap-siap saja yang belum terbiasa lewat untuk mual dan mabuk karena jalan di gunung yang berkelok-kelok ditambah memakan waktu yang lama.Biasanya yang sering mabuk itu perjalanan siang hari karena panas.Tapi kalau malem hari relatif sedikit yang mabuk kerena udaranya sejuk tapi ga bisa lihat gunung2 di malam hari.



laut selatan terlihat dari atas pegunungan

Dengan menempuh waktu kurang lebih sebelas jam Akhirnya kita sampai di dusun bondalem desa wonodadi wetan kecamatan lorok kabupaten pacitan.Kita sampai sekitar pukul ±jam 7.Rumah mbah masih sangat tradisional yaitu joglo.sumpah kaya’ rumah jaman bung karno.Tapi keren ! 

rumah mbah nampak dari depan (tapi sebagian)

Di pacitan suasananya masih tradisional (masih desalah istilahnya) dan ngomongnya pake basa krama inggil jadi sangat sopan sekali.meskipun jauh dari keramaian tapi hubungan masyarakat antar tetangga masih sangat erat kaya’ soadara sendiri.Dan orang-orang disana itu sangat dermawan sekali,kata mbah mottonya “kalo ngasih uang ato apa2 itu gak bakal ilang” (translate dari basa jawa) maksudnya kalo kita ngasih sesuatu misalnya uang ke orang lain mungkin suatu hari uang itu akan kembali dalam bentuk rezeki ato semacam itulah.
Tapi jangan salah,meskipun disini tempatnya masih desa dan sangat tradisional namun berhasil mencetak pemimpin dan petinggi-petinggi negeri salah satu contohnya yaitu bpk.Presiden SBY.Beliau juga lahir dan dibesarkan di Pacitan.  

Trekadang aku juga heran kok bisa ya ayah dulu merantau ke Surabaya.padahal di sini itu kaya’ pedalaman, tinggal di gunung2 yang jauh dari pom bensin dll.
Tapi disini pemandangannya keren banget masih alami.Mungkin kalo di buat bisnis tempat wisata bisa laris manis nih whehehe.Oh ya saat di perjalanan waktu lewat di pegunungan di jalan yang berkelok-kelok aku melihat suatu proyek beasr yaitu pembangunan PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) .2 tahun yang lalu waktu aku lewat masih belum ada bangunan2 birunya dan masih dalam proses pendataran gunung.Tapi sekarang sudah ada bangunannya bahkan menaranya juga.menaranya sangat tinggi hingga melebihi tingginya pegunungan.keren !
nampak dari atas pegunungan
orang2 yang sedang melihat proyek PLTU


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recommended Post

kepingan makna kehidupan

"Allah selalu punya rencana yang terbaik untuk kita. Jangan takut untuk melangkah. Biarlah Allah yang menuntun" Selalu bersyuku...